Riaumag.com , Pekanbaru –Permasalahan Sampah di Pekanbaru ini, sebetulnya permasalahan yang berulang-ulang dari tahun ke tahun di Ibukota Provinsi Riau ini, begitu ungkap Mardianto Manan Pemangat Tata Kota yang juga Anggota DPRD Riau dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN)
“Barang ini (soal sampah di Pekanbaru) sudah jelas, kontrak sudah jelas, kalaupun nanti terkendala kontrak itu persoalannya Walikota yang sengaja, Walikota sengaja mengulur-ulur ini, supaya kacau, supaya ribut, banyak kata kata-kata yang lain saya sampaikan, inikan fakta yang beliau lakukan supaya ini terlambat-terlambat lagi, terlepas orang tak suka dengan kalimat itu tapi saya punya alasan,”Ujar Mardianto saat di hubungi melalui smartphone-nya, Rabu (26/05/2021)
“Kenapa ???pertama beliau sengaja, jadi kejadian inikan sudah berulang dari tahun 2016, masih ingat truk sampah yang ditumpakan di depan Rumah Dinas Walikota, 2017 masalah sampah, 2018 terjadi juga sesudah Lebaran , 2019, 2020, dan 2021 terjadi ini lagi (persoalan sampah ini) berartikan sengaja itu, yangkedua Walikota inikan Doktor, doktor kok lupa terus sich ? , silap terus dia , sudah sampah di tumpukkan di depan rumah beliau tahun 2016 sekarang terjadi lagi, berarti sengaja dia , yang ketiga beliaukan Visioner, Visioner itu tidak berfikir 2-3 hari kedepan tapi dua puluh – seratus tahun kedepan itu yang Visioner, misal ini Desember habis kontrak, masak Januari , Februari , beliau tak paham akan krodit, kalau Desember itu putus kontrak harusnya beliau sudah berfikir bulan delapan(Agustus), bulan sembilan(Sepetber), Januari nanti pasti kacau seperti sebelumnya, di tambah yang keempat beliau mantan Walikota dan sekarang beliau sekarang Walikota lagi, sudah sembilan tahun, mau sepuluh tahun lagi beliau jadi Walikota, artinya periode kemarin bermasalah, periode sekarang masalah, berarti kalau Desember tidak diselesaikan kontrak dengan bagus, masa transisi tidak di tutupi LPM, LKM, ataupun pihak ketiga, ataupun sukarelawan untuk mengelola sampah ini, pastilah setiap Januari-Februari saat kontrak belum di buat akan ribut dan akan heboh orang, itu heboh diprediksi dia dengan Visioner dipelajari dengan pengalaman beliau Mantan Walikota dianalisis beliau sebagai Doktor (Doktor itu S-3 , yaa ?) beliau itu kuliah sengaja atau tak sengaja atau sambil walikota ambil Doktor, maka dengan beberapa fakta di depan itu, kenapa ini terjadi ???,”Ungkap Bang Mardianto sapaan akrabnya

“Lalai dia ? endak dia pintar kok”
“Kurang pengalaman dia ? endak kok, dia mantan Walikota, sekarang dia juga Walikota”
“Kurang Cerdas dia ? endak, dia Doktor kok”
“Tidak bisa dia menerka ke depan ? endak dia Visoner kok”
“Tambah lagi yang terakhir dia smartcity , smartcity itu apa artinya ? kota pintar,”
“bukan kota goblok Stupidcity, iya kota bodoh artinya, kalau smartcity itu kota pintar, misalnya kecelakaan orang ditaman depan kantor Walikota (Jalan Jendral Sudirman), atau misalnya ada orang kena rampok, orang yang kena rampok itu mencari titik tombol, di pencetnya tombol tersebut tampak setahu orang yang merampok tersebut, bergetar kantor Polda, bergetar kantor polisi, bergetar kantor Satpol PP datang menit itu juga, itu yang smartcity kota pintar itu, bukan memekik-mekik yang kena rampok itu,”Kata Mardianto

Solusinya Soal Sampah di Kota Pekanbaru
Berikut Pemaparan Mardianto Manan :
Persoalan sampah di Pekanbaru saat ini perlu disikapi dengan Arif dan Bijaksana, karena persoalan sampah merupakan sebuah sistim pengelolaan yang bagus, kalau sistim itu terputus, terjadilah situasi krodit seperti saat ini, contohnya kemarin akhir Desember 2020 habis masa kontrak kemudian pada Januari dan Februari pada saat ini sampah sudah menggunung di kota Pekanbaru, kenapa ?
Karena setiap manusia yang hidup pasti mengeluarkan sampah, Penduduk Kota Pekanbaru mencapai 1,2juta jiwa, 1 jiwa mengeluarkan sampah 0,8 kg , kalau itu dibiarkan berlama-lama kalau tidak dikelola dengan bagus pasti terjadi penumpukan sampah, makanya berpengalaman pada Masa-masa yang lalu sampah itu terjadi penumpukan pada setiap akhir tahun, katakanlah tahun 2019, 2020, sekarang 2021 terjadi lagi penumpukan penumpukan seperti ini
Makanya kedepan sebelum ini terjadi, walikota bisa saja memanggil staff nya atau dinas terkait yang bergerak di bidang itu supaya pada akhir tahun, pada masa transisi bulan januari ini sampah dikelola oleh siapa ? dan bagaimana pengelolaannya ?
Kalau itu tidak terkelola dengan bagus, maka terjadilah seperti yang saat ini, terjadi penumpukan sampah, masyarakat mengamuk, masyarakat marah, karena yang namanya masyarakat tentu ingin menerima pelayanan yang prima terhadap dia, karena dia sudah bayar pajak dan retribusi tetapi apa yang dia dapatkan tidak seimbang dengan apa yang dia nikmati saat ini, mungkin itu yang harus kita kaji kedepan
(dfd1/riaumag.com)