Mengingat, persentase ekspor bahan baku Indonesia menyentuh angka 50%, sementara negara lain sudah di bawah 20%.
Riaumag.com , Jakarta—- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendorong agar proyek hilirisasi di sektor tambang dapat terus digenjot. Hal ini dilakukan supaya ketergantungan Republik Indonesia dengan negara lain dapat berkurang.
Menurut Erick, peta perekonomian ke depan akan bergeser dari globalisasi ke arah regionalisasi. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia yang merupakan kawasan dengan penduduk terbesar keempat di dunia.
Oleh sebab itu, sudah saatnya Indonesia mempersiapkan ekosistemnya sendiri. Bukan lagi mengikuti ekosistem negara maju seperti China atau Amerika Serikat.
“Sejak dulu kita dieksploitasi SDA-nya, dari zaman Belanda terus dieksploitasi, dipakai untuk pertumbuhan negara lain. Hari ini kita pastikan yang namanya hilirisasi harus terbentuk,” kata Erick dalam acara Kuliah Umum Menteri BUMN, Sabtu (23/4/2022).
Erick berharap ke depan Indonesia tidak hanya mengirimkan bahan-bahan mentah atau raw material ke luar negeri, melainkan pada ekspor barang setengah jadi yang mempunyai nilai tambah. Mengingat, persentase ekspor bahan baku Indonesia menyentuh angka 50%, sementara negara lain sudah di bawah 20%.
“Sedangkan hilirisasi meningkatkan nilai tambah dan pembukaan lapangan kerja yang harus tercipta di sini,” kata beliau.
Beliau pun meminta agar BUMN tambang dapat berpartisipasi secara aktif dalam proses hilirisasi SDA. Salah satunya dengan membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter).
Misalnya, untuk komoditas nikel. Dulunya nikel kurang begitu bernilai, namun sekarang dengan masifnya pengembangan mobil listrik, menjadikan komoditas ini incaran dunia. Karena itu, Erick tak menginginkan pasar yang cukup besar ini didiamkan begitu saja.
“Kita pernah kalah dari Thailand, di mana Thailand jadi pusat produksi mobil. Hari ini harus kita balikkan, karena kita ada baterai nya. Kalau gak mau lakukan di sini gak usah ambil nikel kita,” kata beliau.