Riaumag.com , Pekanbaru —-Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar memaparkan sederet program kerja (proker) yang telah dicapai pihaknya dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Pertama, pertumbuhan ekonomi Riau pada triwulan II-2022 mencapai 4,88 persen,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Selasa (09/08/2022).
Pernyataan tersebut ia sampaikan pada sidang paripurna istimewa Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Riau di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau, Selasa (09/08/2022).
Syamsuar menilai bahwa aktivitas ekonomi Provinsi Riau mulai bangkit meski selama pandemi COVID-19.
Syamsuar menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Riau ditopang dari beberapa sektor, yaitu industri pengolahan, pertanian, kehutanan, dan perikanan.
Industri pengolahan didominasi oleh komoditi turunan, seperti kelapa sawit yang tumbuh sebesar 26,19 persen. Kemudian, pertambangan dan penggalian berkontribusi sebesar 24,4 persen.
Sementara itu, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menyumbang 24,34 persen.
“Alhamdulillah komoditi unggulan kelapa sawit sebagai penopang utama perekonomian Riau dan aktivitas masyarakat sudah mulai normal kembali,” imbuhnya
Untuk capaian kedua, kata Syamsuar, adalah realisasi investasi di Riau.
Pada 2021, capaian realisasi investasi di Riau sebesar Rp 53,02 triliun. Hal ini membuat Riau masuk dalam peringkat lima nasional dan urutan pertama di luar Pulau Jawa.
“Capaian realisasi investasi pada 2021 mencapai 107,98 persen dari target yang telah ditetapkan kepada Provinsi Riau, yaitu sebesar Rp 49,1 triliun, dengan serapan tenaga kerja sebanyak 61.388 orang,” jelas Syamsuar.
Pada 2022, lanjut dia, Provinsi Riau memiliki target sebesar Rp 60,46 triliun.
Saat ini, diketahui bahwa realisasi investasi pada Januari -Juni 2022 telah mencapai 73,41 persen dari target 60,46 triliun.
“Pada 2022, Riau menempati peringkat lima nasional dengan nilai realisasi investasi Rp 44,4 triliun dan serapan tenaga kerja sebanyak 32.385 orang,” ujar Syamsuar.
Lebih lanjut ia menjelaskan jika keunggulan Provinsi Riau juga dapat dilihat dari produk domestik regional bruto (PDRB).
Dalam hal PDRB, Riau menempati urutan terbesar kelima di Indonesia atau terbesar pertama di luar Pulau Jawa dengan kontribusi sebesar 5,22 persen terhadap PDB nasional.
“Capaian ketiga adalah indikator makro pembangunan Provinsi Riau 2021 yang tergolong baik. Hal ini dapat dilihat dari indeks pembangunan manusia (IPM) pada 2021,” ucap Syamsuar.
Berdasarkan IPM pada 2021, capaian indikator makro Riau sebesar 72,94 poin kategori tinggi atau peringkat ke tujuh secara nasional. Capaian ini meningkat sebesar 0,23 poin dibandingkan 2020.
Untuk capaian keempat adalah kemiskinan. Pada Maret 2022, tingkat kemiskinan di Riau juga menurun, yaitu 6,78 persen dibanding dengan Maret 2021 yang mencapai 7,12 persen.
“Demikian pula dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Riau sebesar 4,40 persen per Februari 2022. Persentase ini lebih rendah dari capaian nasional sebesar 5,83 persen,” jelas Syamsuar.
Kemudian, capaian kelima yaitu indeks daya saing daerah di Riau.
Pada 2021, indeks daya saing daerah di Riau mencapai 2,9890 poin kategori tinggi. Nilai ini meningkat dibandingkan pada 2020 yang mencapai 2,2399 poin kategori sedang.
“Untuk Indek Kebudayaan Provinsi Riau pada 2019 berada pada peringkat ke tujuh nasional dan pada 2020 berada di peringkat empat nasional,” jelas Syamsuar.
Komitmen berikan bantuan keuangan
Selain capaian tersebut, Syamsuar mengungkapkan bahwa Pemprov Riau juga terus berkomitmen memberikan bantuan keuangan untuk 1.591 desa.
Bantuan yang diberikan sejak 2019 hingga saat ini, kata dia, adalah sebagai upaya meningkatkan kemandirian desa.
“Program Bantuan Keuangan Khusus (BKK) kepada desa bertujuan untuk meningkatkan kemampuan keuangan desa dalam menunjang penyelenggaraan pemerintahan. Dengan ini diharapkan lebih banyak terwujudnya desa mandiri,” imbuh Syamsuar.
Untuk diketahui, sebelum adanya BKK desa, jumlah desa mandiri di Riau pada 2019 hanya sebanyak 10 desa.
Kemudian, ada 163 desa maju, 951 desa berkembang, 422 desa tertinggal, dan 45 desa sangat tertinggal.
“Akan tetapi, setelah adanya program BKK kepada desa pada 2022 telah memberikan dampak positif,” kata Syamsuar.
Dampak baik tersebut dibuktikan dari adanya 159 desa mandiri, 517 desa maju, 80 desa berkembang, desa tertinggal menurun menjadi 87 desa, dan desa sangat tertinggal menurun menjadi 24 desa.
Jika dilihat dari perkembangan Indeks Desa Membangun (IDM), jelas Syamsuar, perkembangan desa maju dan desa mandiri mengalami penambahan yang signifikan.
Pada 2019 hingga 2022, rata-rata pertumbuhan desa maju sebesar 48,59 persen per tahun, sedangkan untuk kategori desa mandiri tumbuh sebesar 211,0 persen per tahun.
“Demikian halnya dengan perkembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) di Provinsi Riau,” ujar Syamsuar.
Beliau mengungkapkan, jumlah BUMDesa di Provinsi Riau pada 2018 sebanyak 1.192 unit.
Setelah program BKK kepada desa diluncurkan pada 2019 hingga saat ini, kata Syamsuar, perkembangan BUMDesa pada 2022 meningkat menjadi 1.591 unit dengan klasifikasi BUMDesa maju sebanyak 202 unit.
Kemudian, BUMDesa berkembang sebanyak 386 unit, disusul pertumbuhan BUMDesa sebanyak 442 dan BUMDesa dasar 561 unit.
“Saat ini hanya dua provinsi yakni Riau dan Jawa Tengah (Jateng) yang telah melaksanakan klasifikasi keberadaan BUMDesa sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 11 Tahun 2021 tentang BUMDesa,”ujar mantan Bupati Siak dua periode ini.
Di tengah sejumlah capaian tersebut, Syamsuar tidak menampik bahwa masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki.
Pihaknya pun tidak ingin Pemprov Riau berpuas diri dengan apa yang telah dicapai.
Untuk itu, Syamsuar berharap dengan dukungan semua pihak dapat membuat Provinsi Riau jauh lebih baik ke depannya.
Doa dan harapan dari pemimpin Riau terdahulu
Bersamaan dengan momentum HUT ke 65 Provinsi Riau pada 2022, banyak harapan dan doa yang disampaikan para tokoh dan masyarakat Riau.
Para tokoh yang menyampaikan doa dan harapan tersebut berasal dari pemimpin Riau terdahulu.
Pertama, mantan Gubernur Riau Saleh Djasit berharap Budaya Melayu tetap menjadi jati diri Provinsi Riau.
Kedua, mantan Gubernur Riau Rusli Zainal mengajak masyarakat Riau untuk bersatu menuju Riau yang maju, cemerlang, gemilang, dan terbilang.
Doa dan harapan ketiga adalah dari mantan Gubernur Riau Wan Abubakar yang berharap Riau semakin unggul dan semakin maju.
Keempat, dari mantan Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman yang berpesan agar Melayu tetap dijulang.
Kelima, mantan Wakil Gubernur (Wagub) Riau Mambang Mit mengajak untuk bersatu menuju Riau lebih baik.
Menurutnya, momentum hari jadi adalah kesempatan untuk berbenah diri dan negeri.
“Mari bersama menyongsong masa depan dengan mempererat persatuan dan persaudaraan, berdayakan berbagai potensi untuk keadaan menjadi lebih baik. Doa dan harapan diselaraskan dengan optimalisasi usaha dan kerja kita bersama. Tahniah, semoga Riau semakin aman dan damai,” ucap Mambang Mit.
Terakhir, ada ucapan dan doa dari mantan Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim.
Selain mengucapkan selamat hari jadi ke-65 Provinsi Riau, ia juga berharap Riau menjadi negeri yang berkah dan dilindungi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Tahniah hari jadi ke-65 Provinsi Riau unggul,” ujar Wan Thamrin.