RIAUMAG.COM , VIENTIANE – Uni Eropa terus berupaya memperkuat hubungan multilateral dengan negara-negara anggota ASEAN. Demikian diungkapkan Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, di Vientiane, Laos, seperti dikutip Deutsche Welle, Senin (14/10/2024).
Kedatangan Michel di Laos terkait pertemuan antara pimpinan ASEAN dan para mitra utamanya. Di antaranya Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, Jepang, dan Korea Selatan.
“Tujuan kami menghadiri pertemuan ini adalah menguatkan kemitraan strategis khususnya di bidang perdagangan dan investasi,” ujarnya. Sebelumnya, ASEAN dan Uni Eropa telah mengadakan dialog terkait isu-isu seperti manajemen teknologi di Jakarta.
Para pengamat memperkirakan hubungan kedua pihak pada tahun ini akan semakin kuat. “Tingkat kemitraan ASEAN-Eropa tidak pernah sebaik ini,” kata Direktur Eksekutif Dewan Bisnis Uni Eropa-ASEAN, Chris Humphrey.
Perdagangan bilateral antara kedua pihak pada tahun lalu mencapai 270 miliar euro (Rp4.612 triliun). Sementara itu, investasi Eropa di Asia Tenggara meningkat tercatat sebesar 27 miliar euro (Rp461,2 triliun) pada 2023.
Memang ada ketegangan terkait undang-undang anti-deforestasi yang diusulkan Uni Eropa. UU ini bertujuan membatasi impor komoditas yang terkait dengan perusakan hutan seperti kakao, kopi, dan minyak sawit.
Pelaksanaan UU tersebut saat ini ditunda hingga 2025 untuk perusahaan besar dan 2026 untuk perusahaan kecil. Meski negara-negara ASEAN tetap menentang UU itu, Uni Eropa terus merundingkan perjanjian perdagangan bebas dengan Indonesia dan Malaysia.