Riaumag.com –Meneliti dan menulis artikel dalam berbagai jurnal ilmiah merupakan tugas pokok bagi seorang dosen. Kebiasaan meneliti dan menulis artikel semestinya menjadi kategori prestasi penting yang seyogiyanya melekat bagi kalangan akademisi. Inilah yang menjadikan seorang dosen memiliki nilai lebih dari kalangan pendidik lainnya. Tanpa melakukan penelitian dan menulis artikel, posisi seorang dosen adalah sangat lemah.
Beberapa waktu lalu, tiga orang peneliti dari Stanford University dan Elsevier BV yakni Prof John Ionnidis, Jeroen Baas, dan Kevin Boyack, dalam publikasi ilmiah yang berjudul “Data for Updated Science-Wide Author Databases of Standardized Citation Indicators”, telah merilis ilmuwan yang paling berpengaruh dunia, sebagaimana dilansir diktilitbangmuhammadiyah.org. Dari 159.648 ilmuwan yang diteliti, terdapat 58 orang ilmuwan dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia.
Pemeringkatan menunjukkan bahwa ilmuwan dimaksud merupakan nama-nama yang paling banyak dikutip dalam jurnal-jurnal ilmiah di dunia, tidak termasuk dalam mengutip karyanya sendiri. Pada tahun 2020 lalu, ilmuwan-ilmuwan Indonesia yang termasuk dalam Top 2% World Ranking Scientist sebanyak 40 orang. Pada tahun ini bertambah menjadi 58 sebanyak 58 orang. Dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia, memasukkan lebih dari 388 ilmuwan pada tahun lalu.
Di antara ilmuwan yang masuk top 2 % dunia tersebut adalah Professor H. Muhammad Nurdin, yang saat ini duduk sebagai Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Tenggara dan Anggota Badan Pelaksana Harian Universitas Muhammadiyah Kendari. Kesehariannya adalah dosen Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) UHO.
Beliau memiliki 21 scopus H-Indeks dan menulis 92 artikel ilmiah dalam berbagai jurnal yang terindeks scopus, dengan jumlah sitasi 952 jurnal. Hingga sekarang, reviewer dan interviewer Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan ini, juga telah memiliki sebelas hak paten atas karya ilmiah dan menulis sepuluh judul buku.
Pria kelahiran Ujung Pandang 6 Juni 1966 yang juga menantu mantan Ketua Muhammadiyah Kabupaten Maros, almarhum Drs. H. Djamalik Yusuf ini, memulai pendidikannya pada Madrasah Ibtidaiyah Kutulu Limbung. Kemudian masuk ke SD Negeri Center Kutulu Limbung dan SMP Negeri Limbung lulus tahun 1982. Selanjutnya masuk ke Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar hingga 1986.
Kemudian mengambil jurusan kimia pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin lulu tahun 1992. Tahun 1998 menyelesaikan studi dalam bidang kimia pada University of Tasmania Australia. Dan pada tahun 2008 menyelesaikan program doktoral juga dalam bidang kimia pada Universitas Indonesia yang berkerjasama dengan Tokyo Institute of Technology Sandwich Program, Jepang.
Atas berbagai prestasi yang diraihnya, mantan Ketua Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas MIPA Unhas ini telah beberapa kali mendapatkan penghargaan, baik dari pemerintah dan berbagai asosiasi lainnya. Di antaranya adalah 500 Peneliti Terbaik Indonesia Award 2020 dari Kemenristek/BRIN, Penyaji Terbaik pada Seminar Program Riset Dasar dari DRPMM Kemeristekdikti tahun 2017.
Selanjutnya sebagai Dosen Paling Produktif dalam Buku 50 Institusi Nasional dari Kemenristekdikti tahun 2017, Dosen Paling Produktif dalam Bidang Publikasi Jurnal Internasional Bereputasi Kategori Professor tahun 2016 dan Dosen Berprestasi Terpuji Bidang Kimia Lingkungan tahun 2014 masing-masing dari Universitas Halu Oleo Kendari.***
Wassalam, 29 Oktober 2021
Penulis berita,
Haidir Fitra Siagian