Presiden Komisi Eropa Mati Kutu Hadapi Strategi Jenius Jokowi
Indonesia Masih Bisa Berdiri Tegak Tanpa Eropa
Riaumag.com , Bali —– Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Komisi Eropa Ursula Von Der Leyen, di The Apurva Kempinski Bali, Senin (14/11/2022).
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi mendorong agar perundingan kerja sama Indonesia–Uni Eropa melalui Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dapat mengalami kemajuan yang signifikan.
“Perundingan ke-12 sudah dijadwalkan di akhir 2022. Saya berharap perundingan akan mengalami kemajuan termasuk untuk isu pengadaan barang pemerintah, UKM dan pajak ekspor,” ujar Presiden membuka pertemuan.
Diketahui akhir-akhir ini Hubungan Uni Eropa dan Indonesia makin memanas, Hal ini buntut dari saling Gugat Indonesia dan Uni Eropa di Persidangan WTO.
Eropa sendiri sudah lebih dulu melakukan gugatan terkait pelarangan ekspor nikel, sedangkan Indonesia menyusul dengan gugatan diskriminasi minyak kelapa sawit atau CPO yang terus di lakukan oleh Uni Eropa.
Dalam pertemuan tersebut Presiden Komisi Eropa Ursula Von Der Leyen yang terkenal piaway dan pintar dalam perdebatan internasional, dibuat tak mampu berkata banyak menghadapi berbagai strategi Jenius Presiden Jokowi.
“Indonesia Masih Bisa Beridiri Tegak tanpa Eropa, Tetapi Apa Eropa Bisa Tetap Berdiri Tanpa Indonesia?,” tegas Presiden Jokowi.
Mendengar hal ini Presiden Komisi Eropa hanya bisa membalas dengan senyuman dan wajah kesal karena kalah debat dengan Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi pun melanjutkan Indonesia sangat terbuka dengan berbagai macam kerja sama antar negara, akan tetapi model kerja sama itu haruslah memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.
“Kami bangsa Indonesia tak mau lagi menjual kekayaan alam kami dengan harga murah, kami bukan lagi bangsa yang lemah yang akan takut dengan gugatan atau sanksi ekonomi. jadi jika Uni Eropa mau tetap bermitra dengan Indonesia Eropa harus Ikut Aturan Kami,” ungkapnya sebagaimana dilansir dari KajianOnline Daily (15/11/2022).
Sebagai Ketua ASEAN tahun 2023, Presiden Jokowi juga menginginkan agar kerja sama ASEAN dan Uni Eropa makin meningkat. Salah satu fokus keketuaan Indonesia menurut Presiden adalah mengisi kerja sama konkret di kawasan Indo-Pasifik.
Sementara itu, terkait G20, Presiden Jokowi juga meminta Komisi Eropa dan G7 untuk dapat memberikan dukungan dan fleksibilitas agar KTT G20 bisa menghasilkan deklarasi.
“Saya ingin hasil kerja konkret G20 yang ditunggu dunia tetap dapat dihasilkan. Sekali lagi dukungan Yang Mulia akan sangat dihargai,” ucap Presiden Jokowi.
Presiden Komisi Eropa mengapresiasi kepemimpinan Indonesia dalam G20 yg terus berupaya merumuskan solusi bersama terhadap krisis global. Indonesia dipandang sebagai mitra terpercaya dalam berbagai isu strategis termasuk energi terbarukan dan keamanan pangan.
Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.