Riaumag.com , Jeddah –Dua Lifter Indonesia meraih hasil bagus di Kejuaraan Dunia Angkat Besi U-17 2021 di Jeddah, Arab Saudi, Rabu, 6 Oktober. Mereka membawa pulang satu medali emas dan tiga medali perunggu serta memecahkan satu rekor dunia.
Emas dipersembahkan Satrio Adi Nugroho, yang juga berhasil memecahkan rekor dunia kelas 55 Kg untuk angkatan snatch. Lifter lapis kedua di Pelatnas PABSI itu membuat kejutan dengan mengalahkan lifter tuan rumah Arab Saudi dan Thailand.
Pada angkatan pertama Snatch, lifter asal Jawa Barat itu, langsung menggebrak dan mengejutkan lawan-lawannya dengan berhasil mengangkat beban seberat 101 kilogram. Namun, pada angkatan kedua ia gagal ketika mencoba angkatan seberat 107 kilogram.
Pada kesempatan angkatan ketiga, Satrio mencoba untuk menaikkan berat angkatan nya menjadi 111 kilogram. Catatan itu sekaligus mengantar Satrio memecahkan rekor dunia, terpaut 1 kilogram atas nama lifter Vietnam, Do Tu Tung yang diciptakan pada 15 Februari 2020 di Tashkent, Uzbekistan.
Sementara lifter tuan rumah, Muhammad Ali Majed Kalitit yang mencoba untuk mengimbangi Satrio harus puas di urutan kedua dengan angkatan seberat 100 kilogram. Sedangkan lifter Thailand, Patsapong Thong Suk berada di posisi ketiga dengan angkatan terbaik 99 kilogram.
Sayangnya, pada angkatan Clean and Jerk, Satrio gagal meraih hasil terbaik dalam adu angkatan itu, ketiga angkatannya gagal yakni, pada angkatan pertama dan kedua seberat 127 kilogram. Begitu juga pada angkatan ketiga ketika ia mencoba menaikkan total seberat 1 kilogram menjadi 128 kilogram.
Untuk angkatan Clean and Jerk ini, lifter Thailand, Patsapong Thong Suk meraih posisi pertama dengan angkatan seberat 124 kilogram. Posisi kedua lifter Turki, Ertugul Secgin dengan angkatan 123 kilogram, serta ketiga lifter Rusia, Roman Danilov (119 kilogram).
Pelatih Kepala Tim Angkat Besi Indonesia, Dirdja Wihardja, menilai perjuangan Satrio sudah maksimal. “Ia sempat nervous ketika tampil di Clean an Jerk. Padahal dalam latihan sehari-hari, ia sanggup mengangkat beban seberat 140 Kg. Ini merupakan pengalaman pertamanya tampil di kejuaraan level dunia, wajar jika ia agak grogi, ” kata dia ketika dihubungi, Rabu, 6 Oktober 202.
“Tapi yang pasti mampu membuat kejutan, karena tidak diperhitungkan, ” kata Dirdja menambahkan.
Sementara itu, lifter putri remaja Najla Khoirunnisa meraih tiga medali perunggu di kelas 45 kg putri. Tiga medali perunggu dipersembahkannya dari angkatan Snatch, Clean and Jerk, serta Total Angkatan.
Pada angkatan pertama di nomor Snatch, Najla berhasil mengangkat beban seberat 62 kg. Kemudian ia mencoba menambah beban angkatan sebanyak tiga kilogram menjadi 65 kg pada angkatan kedua, tapi gagal. Pada kesempatan ketiga, Najla kembali menambah beban menjadi 66 kg yang akhirnya juga gagal.
Medali emas untuk angkatan Snatch ini jatuh ke tangan lifter Filipina, Rosa Jean Ramos, dengan angkatan terbaik 67 kg. Sedangkan perak diraih lifter Ruth S Fuentefria (Spanyol) dengan angkatan 63 kg.
Sedangkan di angkatan Clean and Jerk, Najla juga meraih perunggu dengan angkatan terbaik 80 kg. Meski catatan angkatannya sama dengan lifter Filipina, namun Rosa Jean Ramos lebih berhak atas perak karena berhasil mengangkat beban pada kesempatan pertama, sedangkan Najla baru bisa mengangkat beban itu pada kesempatan kedua.
Medali emas untuk angkatan Clean and Jerk diraih lifter Polandia, Oliwia W Drzazga dengan angkatan terbaik 85 kg.
Untuk total angkatan, Najla meraih perunggu dengan mengemas angkatan 142 kg. Perak diraih lifter Polandia, Oliwia W Drzazga (143 kg), sedangkan emas direbut lifter Filipina, Rosa Jean Ramos (147 kg).