Oleh: Ners. Sandra, M. Kep, Sp. Kep, M. B
Riaumag.com , Pekanbaru
Akhirnya dimulai juga operasi pasien laparatomi digestif hari ini, bergegas semua team
kamar bedah melakukan aktifitas cuci tangan bedah menggunakan sikat bedah steril sekali pakai
yang mengandung sabun antiseptik di dalamnya. Setelah selesai, maka sikat pun dibuang pada
tempat yang telah disediakan. Melihat itu, Saya kembali tersenyum bahagia, mengingat apa yang
telah saya lakukan bersama team dosen satu departemen keperawatan medikal bedah dan
perawat ruang saraf Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru yaitu Ners. Meisa
Daniati, Ners. Sopia Harni, Ners. Rani Lisa Indra, Ners. Bayu Saputra, dan Ners. T. Abdur
Rasyid, untuk memanfaatkan sikat bedah yang dibuang setelah digunakan oleh team kamar
bedah sebelum melakukan operasi ini, kepada pasien. Kepikirannya sih waktu itu, sikat ini dapat
dijadikan peluang kebaikan, bagi pasien yang membutuhkan stimulus sensori seperti pada pasien
stroke. Bagaimana saya seorang perawat mempunyai peran dalam memberikan asuhan
keperawatan pada prinsip rehabilitasi pasien stroke yang mengalami kelemahan pada salah satu
bagian tubuh (hemiparesis), yaitu memampukan pasien saya untuk bergerak, mencegah
terjadinya kekakuan dan meningkatkan fungsi motoriknya secara mandiri. Biasanya, penanganan
pasien stroke yang mengalami hemiparesis dilakukan oleh perawat dan fisioterapis, dengan
latihan motorik range of motion (ROM) setiap hari lebih kurang 15 menit, tanpa menggabungkan
teknik ROM dengan stimulasi sensorik pada pasien, sebagai bagian dari tindakan rehabilitasi
keperawatan. Padahal, kecepatan proses pemulihan motorik itu tergantung pada ketersediaan
pesan sensorik yang dilakukan oleh aktifitas motorik.
Hingga saat ini, masih terbatas penelitian di bidang keperawatan yang mengkhususkan
penggunaan sikat bedah sebagai sikat sensorik pada pasien stroke iskemik (tanpa perdarahan di
otak) dalam memperbaiki fungsi motorik dan kekuatan otot. Hal inilah yang melatarbelakangi
saya bersama team melakukan studi kasus tentang pengaruh sikat ini terhadap kekuatan otot
gerak. Penerapan sikat sensorik ini dapat dikombinasikan sebelum latihan ROM melalui
serangkaian gerakan lembut dan sedikit tekanan, dengan melibatkan rangsangan taktil pada kulit
anggota gerak yang mengalami kelemahan. Latihan pergerakan mandiri pasien menggunakan
sisi anggota gerak yang tidak sakit untuk membantu menguatkan otot yang lemah dengan
penyikatan. Adanya sejumlah penelitian yang menunjukkan, jika anggota badan sulit bergerak,
maka stimulasi klinis dan relaksasi otot membantu membuat mereka bergerak dengan mudah.
Perawatan dan latihan ROM ditambah stimulasi penyikatan sensorik pada pasien, dapat
memudahkan terjadinya kontraksi otot dengan meningkatkan kenyamanan pasien dan nilai
kekuatan otot.
Hasil studi kasus yang dilakukan, terdapat perbedaan pada hari pertama sampai hari
ketiga terhadap kekuatan otot ekstremitas pasien stroke iskemik yang mengalami gangguan
mobilitas fisik sebelum penyikatan, berada pada skala 3 dan setelah penyikatan meningkat
pada skala 4 yaitu disamping dapat melawan gaya berat (gravitasi), pasien dapat pula
mengatasi sedikit tahanan yang diberikan. Setelah dilakukan ROM dengan stimulasi sikat
sensori hasil observasi menunjukkan bahwa latihan yang dilakukan setiap 2 jam sekali selama
3 hari, menstimulus impuls otak melalui otot tak sadar dan saraf sensorik untuk kontraksi dan
memperkuat bagian yang lemah, melalui gerak stimulus neuromuskular yang benar sehingga
mempermudah timbulnya reaksi atau gerakan. Perawatan rehabilitasi menggunakan sikat ini
dapat dilanjutkan di rumah untuk pemulihan setelah terapi rawat inap secara singkat dan
berulang yang membantu meningkatkan kontrol dan fleksibilitas membangun kembali sirkuit
saraf anggota gerak. Maka dari itu, diharapkan pihak rumah sakit dapat memanfaatkan sikat
bedah yang sudah dipakai, untuk digunakan pasien selama dirawat di ruang saraf dan
pemikiran kita dapat bermanfaat bagi kebaikan orang lain.
25 Januari 2022,
Penulis adalah Dosen Keperawatan Medikal Bedah STIKes Hangtuah Pekanbaru
dan Ners Spesialis Bedah Digestif.
(riaumag.com)