dulu Rumah Indonesia Berkemajuan sekarang Gerakan Pemenangan Berkemajuan
RIAUMAG.COM , JAKARTA – Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas mengingatkan para aktivis atau pun warga perserikatan agar tak gunakan nama organisasi yang didirikan oleh Kiai Ahmad Dahlan untuk mendukung Calon Presiden Indonesia Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 nanti
“Kalau ada di antara warga Muhammadiyah yang mau mendukung salah satu capres dan atau melakukan penggalangan kekuatan pemilih di tengah masyarakat, silakan saja,” jelasnya dalam keterangan resminya, Ahad (30/4/2023).
Namun, kata pria yang juga menjabat wakil MUI itu, dalam memberikan dukungan itu, jangan sampai membawa nama Muhammadiyah sebagai kendaraan.
“Muhammadiyah tidak terlibat dalam politik praktis. Dan kalau Muhammadiyah berpolitik maka sebagai sebuah organisasi Islam dan organisasi dakwah amar makruf nahi mungkar,” jelasnya.
Ia juga menekankan posisi organisasi yang dipimpin oleh Prof Haedar Nashir itu dalam konteks pemilihan presiden, tegas tak terlibat dengan kegiatan mendukung capres siapapun.
Muhammadiyah, lanjut dia, berusaha menjaga kedekatan dan hubungan baik dengan semua pihak di pesta demokrasi lima tahunan nanti. “Agar negeri ini ke depan keadaannya bisa jauh lebih baik dari pada yang ada hari ini,” ujarnya.
Sebagai informasi, sebelumnya sejumlah elemen masyarakat mengatasnamakan aktivis Muhammadiyah membentuk kelompok relawan “GP Berkemajuan”. Mereka mendeklarasikan dukungan kepada Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024.
Deklarasi itu dilakukan di Jakarta Pusat, pada Sabtu (29/4/2023) kemarin. Koordinator Nasional Relawan GP Berkemajuan yakni Faozan Amar menjadi pimpinan deklarasi kader PDI Perjuangan itu.
Ia mengatakan, Indonesia sudah ditakdirkan menjadi negara penuh kebhinekaan dengan jumlah wilayah yang sangat luas dan jumlah penduduk yang sangat besar.
“Semua itu merupakan suatu anugerah sekaligus peluang yang sangat besar untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara yang maju, berdaulat, adil dan makmur, sebagaimana telah dirumuskan dan dicita-citakan oleh para pendiri bangsa,” ujar aktivis yang mengaku dari Muhammadiyah itu. (*)