Riaumag.com , Pelalawan —-Presiden Jokowi Stop Ekspor Minyak Goreng per 28 April 2022, dengan alasannya Presiden Joko Widodo mengatakan; pemerintah menerapkan kebijakan larangan ekspor minyak goreng dan CPO, demi menjamin ketersediaan minyak goreng di dalam negeri.
setelah intruksi Presiden Jokowi men-Stop keran ekspor minyak goreng, tampak beberapa daerah terkejutkan dengan menurunnya harga sawit, tanpa terkecuali juga terjadi di Kabupaten Pelalawan salah satu Daerah di Provinsi Riau
tampak di media sosial Bapak Bupati Pelalawan instagram-nya dan juga Facebook-nya dengan nama Zukri Bupatiku
berikut dialog Bapak Bupati yang familier dengan sapaan Bang Zukri di media sosial Zuhri Bupatiku dengan judul VIRAL HARGA KELAPA SAWIT TURUN,
Bupati Kabupaten Pelalawan SIDAK ke Pabrik Sawit
Bupati : Mau Buka Pabrik-nya ? Telpon Bos-mu, SEKARANG ! Mau Buka atau Ga ? , atau ku Tutup Sore ini ?
Disini, Kalau Harganya Juga Nyakitin Rakyat, Kalau Harganya Tetap Nyakitin Masyarakat, Sekalian Saya Kasih Surat Peringatan, Sama Saja, Semua Saya Kasih Surat Peringatan, Ga Loe Saja
berikut postingan di Facebook beliau
Keadilan Harga Ialah Kunci Membangun Negeri!! Akhir-akhir ini santer terdengar kabar, bahwa terjadi penurunan harga beli sepihak oleh pabrik kelapa sawit. Maka dari itu, kami mengambil inisiatif untuk melakukan pengecekan langsung ke perusahaan sawit di Kec. Langgam. Senin (09/05/2022).
Adapun perusahaan yang menjadi sidak kami yakni; PT. MUP di Desa Segati membeli buah sawit dari petani Rp. 2.100 , PT. Mitrasari Prima di Desa Segati membeli buah sawit Rp. 2.380 , PT. PSJ di Desa Langkan membeli buah sawit dari petani Rp. 2.280 , dan PT. MUP di Desa Penarikan membeli buah sawit dari petani Rp. 2.080.Dari hasil dan data yang kami dapati di lapangan, bisa ditarik kesimpulan bahwa harga beli dari perusahaan di bawah harga yang ditetapkan Pemprov sebesar Rp. 3.919 dan harga Dinas Perkebunan Rp. 3.900.
Kami akan memberikan surat peringatan pertama kepada perusahaan tersebut, lalu kami meminta kepada pak Camat Langgam untuk mengawasi terus penetapan harga yang dilakukan oleh pihak perusahaan.
Saat kami tanyai pihak perusahaan tersebut, mereka mengaku tidak tau landasan apa yang mendasari penetapkan harga beli buah sawit tersebut. Kami mensinyalir mereka ingin mengambil selisih harga yang tinggi untuk keuntungan mereka dan itu sama dengan maling.
Sekali lagi kami tegaskan jangan main-main dengan masyarakat.
Kalau ada yang berani bermain dengan masyarakat sama dengan memancing marah kami, karena bagi kami kesejahteraan masyarakat di atas segalanya.
(dfd1/riaumag.com)