Riaumag.com —–telah tersebar informasi ada ASITA ILEGAL di Sumatera Barat akan mengadakan MUSDA ASITA pada 27-29 November 2022 di Padang, Sumatera Barat. Ketua DPD ASITA Sumatera Barat terpilih pada MUSDA ASITA Sumatera Barat pada Tahun 2021.
berikut Pemaparan Ketua DPD ASITA Sumatera Barat, Darmawi kepada warta riaumag.com melalui Voice WhatsApp beliau, yang saat ini beliau berada di perjalanan dari Kuala Lumpur, Malaysia menuju ke Padang, Sumatera Barat
Terkait tanggapan kita dari Ketua DPD ASITA Sumatera Barat(SUMBAR) Bapak Darmawi bahwasanya ada informasi yang beredar pada tanggal 27-29 November 2022 ada DPD ASITA tandingan yang akan melakukan MUSDA di Sumatera Barat, saya memberikan pandangan atau pendapat tentang hal ini, pertama sekali adalah bahwasanya orang-orang tertentu yang ingin melakukan MUSDA ASITA tandingan ini merupakan adalah sesuatu yang melukai bagi kita DPD ASITA SUMBAR tentu juga bagi pelaku pegiat serta Pemerintahan Sumatera Barat
Nah, karena kalau kita berbicara ada DPD ASITA tandingan yang akan melakukan MUSDA ini jelas mempunyai maksud dan tujuan yang TIDAK BENAR disisi Undang-undang maupun dari sisi Hukum, kenapa saya sampaikan demikian? dia melakukan MUSDA ini ASITA yang ada di SUMBAR tentu berdirinya ASITA tentu ada SEJARAH-nya, nah dan estafet kepemimpinan yang dilakukan MUSDA ini apa? Dan Anggotanya siapa ? yaa kan
Baca Juga Berita : Jadi Pemimpin Harus Konstitusional, dengan Cara Terhormat
Jadi, kalau ada cara-cara yang dilakukan mengajak kawan-kawan dari Pekanbaru untuk ikut dalam Acara MUSDA ini nampak kebohongan yang dilakukannya kepada publik bahwa mereka tidak punya Anggota untuk melakukan MUSDA, kemudian meng-import orang-orang dari Pekanbaru untuk melakukan MUSDA sementara untuk memilih Ketua ASITA-nya di Sumatera Barat,
ini PEMBODOHAN YANG DILAKUKAN baik secara pribadi maupun secara segelintir dari orang banyak, dan saya sangat YAKIN sekali Pemerintahan Sumatera Barat dalam hal ini Bapak Gubernur (Buya Mahyeldi) melalui Dinas Pariwisata dan juga Badan Promosi Pariwisata Daerah Sumatera Barat dan termasuk juga Gabungan Pengusaha Industri Pariwisata SUMBAR, tentu tidak akan memberikan respon positif terhadap adanya MUSDA TANDINGAN, dan ini sebenarnya mempermalukan mereka sendiri di masyarakat seolah-olah Pengen jadi Cari Jabatan,
padahal, Organisasi DPD ASITA ini Bukan-lah Organisasi yang mendapatkan keuntungan yang besar, gaji yang besar dari pemerintahan, malahan itu memerlukan pemikiran, juga tenaga, termasuk pengorbanan materi bagaimana membangun Pariwisata Sumatera Barat kedepan, kemudian seperti yang kami jelaskan tadi bahwasanya kalau di minang itu ada istilah yang harus di PAHAMI Basasok Bajirami, Batunggu Bapanabangan jadi, maksud dari kata itu adalah bahwa ada dasar sebelumnya untuk melaksanakan MUSDA bukan semerta-merta MUSDA itu dilakukan.
Nah, saya sebagai Ketua DPD ASITA Sumatera Barat yang telah melakukan MUSDA pada tahun 2021 yang lalu dan itu mereka ikut memilih saya, mereka ikut dalam MUSDA itu. Tapi, memilih orang lain dan tidak mau berkompetisi dengan saya, kekalahan dia kemudian dibayarnya dengan melakukan MUSDA TANDINGAN itu adalah sesuatu yang SANGAT BODOH serta tidak FAIR terhadap berkompetisi.
Kemudian juga, estafet kepemimpinan yang saya lanjutkan itu adalah dari Ketua DPD ASITA sebelumnya yaitu Bapak Haji Ian Nafiah yang menjabat 2 Periode dan saya adalah Sekertaris pada waktu itu. Kemudian sebelumnya Bapak ian Nafiah adalah Bapak Asnawi Bahar dan juga 2 Periode 10 tahun dan Pak ian juga Sekertaris-nya pada waktu itu, kemudian sebelum itu adalah ibu Rajilis.
Nah jadi, ada rangkaIan Struktur Organisasi ini berjalan dari masa ke masa, lalu mereka-mereka segelitir orang ini membuat KACAU kondisi Pariwisata Sumatera Barat dengan melakukan MUSDA DPD ASITA TANDINGAN, saya pikir kalau mau jabatan minta jabatan dengan saya di ASITA akan saya berikan, mau Jabatan apa dia ? di Kepengurusan.
Jadi, sifat Sakit Hati dilakukan mereka adalah dengan cara-cara yang kurang tepat, saya pikir kalau dia (ASITA TANDINGAN) kalau benar-benar ‘mengalir darah’ pariwisata di diri dia, dia akan melihat ini secara objektif dan positif , bagaimana dia berfikir bersama membangun Pariwisata ini, Berkolaborasi dan Bersinergi. bukan membuat perpecahan, saya pikir Bapak Gubernur-pun sudah memesankan seperti itu dan akan memberikan efek malu tersendiri kepada diri dia sendiri.
Tentu saya sebagai Ketua DPD ASITA Sumatera Barat itu MENOLAK adanya kegiatan-kegiatan hal seperti itu dapat memecah belah, bahka Pelaku dan Pegiat Pariwisata dan Pemerintahan Sumatera Barat dalam Hal ini Bapak Gubernur (Buya Mahyeldi) Sangat Yakin 100% tidak akan Pernah Memberikan Respon apalagi itu Kepala Dinas Pariwisata dan termasuk juga teman-teman di Badan Promosi Pariwisata Daerah Sumatera Barat,
Jadi, saya pikir Jangan Bikin malu-malu lah
Jadi, Lebih Baik bersikap Fair
(dfd1/riaumag.com)