RIAUMAG.COM, JAKARTA–Sandiaga Uno dipastikan tidak akan berkolaborasi dengan Anies Baswedan dalam kontestasi Pilpres 2024.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) itu menegaskan ada perbedaan yang sangat prinsipil dengan Anies atas cara pandang masa depan Indonesia.
Sandiaga Uno menjelaskan sulit untuk memiliki satu visi yang sama dengan calon presiden yang diusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) itu.
Pasalnya Sandiaga Unu mendukung percepatan pembangunan yang telah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Sementara Anies Baswedan mengusung perubahan.
“Saya ingin tegaskan bahwa yang saya usung itu adalah percepatan pembangunan, bukan perubahan,” kata Sandiaga di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (31/5/2023).
Hal ini disampaikan Sandiaga ketika ditanya potensi bersanding dengan Anies Baswedan dalam Pilpres 2024 apabila bergabung ke Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Sandi mengatakan, dalam pertemuan dengan PKS beberapa waktu lalu, tak ada pembahasan mengenai peluang menjadi calon wakil presiden (cawapres) Anies.
“Tidak ada pembahasan sampai di titik itu, karena itu domainnya pimpinan partai politik,” ujarnya seperti dikutip dari Kompas.com.
Lebih jauh, mantan politisi Gerindra ini menilai, Indonesia bakal kehilangan momentum bonus demografi untuk memajukan bangsa apabila mengubah arah pembangunan yang sudah dijalankan.
Kata Sandi, Indonesia hanya memiliki waktu 15 tahun untuk meningkatkan capaian pembangunan dan ekonomi guna menjadi negara maju.
“Kalau kita ubah lagi arah pembangunan, kita nanti akan hilang waktu dan bonus demografi ini akan terkikis, sehingga tidak ada potensi, tidak tercapai target Indonesia maju di tahun 2045,” jelas Sandiaga.
Sebagai informasi, Sandiaga menyatakan tetap ingin bekerja sama dengan PKS meskipun saat ini hubungannya kian dekat dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Ia pun disebut masuk sebagai kandidat cawapres untuk Ganjar Pranowo yang diusung menjadi capres oleh PDI-P dan PPP.
Terkait kemungkinan bergabung ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Sandiaga Uno akan memastikan hal itu pada Juni atau Juli 2023.
“Mungkin bisa Juni, mungkin bisa Juli,” ucap Sandi singkat.
Sandi mengaku masih menjalankan berbagai tahapan sebelum menyampaikan keputusan langkah politiknya tersebut.
Salah satu upayanya, Sandi bakal menemui sejumlah tokoh yang berasal dari generasi muda PPP.
“Ya (jadi proses) menangkap aspirasi apa yang ingin diperjuangkan.
Karena kan waktunya tidak lama lagi. Ada tinggal kita bicara hitungan bulan akan ada penentuan, kemudian 14 Februari akan ada pemilihan (presiden),” ucapnya.
Sandi menambahkan, keputusannya bergabung ke PPP bakal diumumkan tidak lama lagi.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini juga mengaku mendapatkan beberapa tugas dari Pelaksana Tugas (Plt) Ketum PPP Mardiono sebelum resmi bergabung ke partai Ka’bah ini.
“Ada beberapa tugas dari Plt Ketum yang diberikan kepada saya dan harus saya wujudkan tapi harus melewati beberapa tahapan.
Jadi beberapa minggu ke depan ini akan kita lalui dan saatnya nanti mengambil keputusan. Mungkin tidak terlalu lama lagi teman-teman pers akan saya berikan informasi.”
Diketahui, Sandiaga telah resmi mengundurkan diri dari Partai Gerindra dan menanggalkan jabatannya sebagai Wakil Ketua Pembina.
Dalam beberapa bulan terakhir ia juga tampak menjalin kedekatan dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Presiden PKS Ahmad Syaikhu sempat mendorong wacana agar Sandiaga bisa berpasangan dengan Anies pada Pilpres 2024.
Namun demikian, usulan itu mendapatkan resistensi dari rekan koalisinya di Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), yaitu Partai Demokrat.
Kabarnya KPP akan segera mengumumkan nama siapa yang akan menjadi pendamping Anies Baswedan dalam waktu dekat ini.
Tiga Nama
Hal tersebut diungkapkan Ketua DPP NasDem Sugeng Suparwoto usai bertemu dengan tim kecil yang terdiri dari wakil NasDem, PKS dan Demokrat di Sekretariat Perubahan, Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Selasa (30/5/2023).
Sugeng memprediksi kejutan akan muncul satu atau dua hari ke depan.
“Nanti dalam sehari dua hari ini akan ada kejutan. Pimpinan-pimpinan partai akan segera berkumpul dalam sehari dua hari ini.
Jangan-jangan besok sudah ada kesimpulan. Malam ini, besok malam, antara satu dua hari ini akan ada surprise cawapres,” jelas dia.
Namun, dia tak menjelaskan siapa saja sosok kejutan bakal mendampingi Anies.
Dia menjamin nama cawapres Anies benar-benar mengejutkan.
“Belum. Belum ada clue. Makanya itu bagian dari, nanti bukan ada namanya moment of surprise.
Ini benar-benar, karena apa? Segala sesuatu perlu kecermatan, karena ini sifatnya resiprokal (saling berbalasan),” jelas dia.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Tim Kecil Koalisi Perubahan, Sudirman Said, mengatakan bahwa koalisi telah mempertimbangkan banyak hal dalam pemilihan cawapres.
Walaupun pada akhirnya nanti keputusan berada di tangan Anies sebagai bacapres 2024.
Setidaknya, tim kecil dari Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah mengerucutkan lima kriteria untuk pendamping Eks Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu.
“Pertama adalah sosok yang secara elektabilitas cukup tinggi dan memiliki kerentanan politik rendah,” ucap Sudirman di kantor Sekretariat Perubahan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (24/3/2023).
Kedua, figur itu diharapkan bisa membantu dalam menjalankan pemerintahan yang efektif.
Ketiga, figur itu bisa menjaga keseimbangan koalisi.
Keempat, sosok tersebut harus memiliki visi yang sama dengan Anies.
Terakhir adalah mampu bekerja sama sebagai dwi tunggal, baik saat menghadapi pemilihan presiden (Pilpres) 2024 hingga ketika terpilih sebagai pemimpin periode selanjutnya.
Itu kita timbang semuanya, dan mencari yang terbaik, mendengar masyarakat,” ujarnya.
“Insya Allah waktunya masih cukup, seluruh tahapan yang digambarkan dalam timeline dibicarakan dengan sangat terbuka,” imbuhnya.
“Dan kita tidak punya kekhawatiran bahwa proses pencarian cawapres akan menemukan hambatan,” kata Sudirman.
Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.
Menurutnya saat ini telah mengerucut ada tiga kandidat cawapres terkuat untuk mendampingi Anies, yaitu, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.