Angka kematian akibat COVID-19 di Tanah Air terus mengalami peningkatan.
Riaumag.com , Indonesia –Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada Rabu (4/8/2021) menunjukkan, akumulasi kasus kematian yang diakibatkan penyakit ini mencapai 100.636 orang sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.
Jumlah tersebut diketahui setelah dalam 24 jam terakhir terdapat penambahan pasien Covid-19 yang tutup usia sebanyak 1.747 orang.
Dalam tiga bulan terakhir, Kementerian Kesehatan bahkan melaporkan adanya lonjakan kasus kematian hingga 348 persen.
Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah menyebut, lonjakan persentase kematian salah satunya diakibatkan oleh terlambatnya penanganan terhadap pasien.
“(Pasien) datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi yang berat, sudah dalam kondisi yang kritis,” kata Dewi dalam diskusi daring, Rabu (4/8/2021).
Hal itu pun sejurus dengan peningkatan kasus kematian pasien Covid-19 yang cukup signifikan saat masih menjalani perawatan di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Diketahui, pada Mei 2021, kematian pasien di IGD mencapai 3 persen. Kemudian naik menjadi 12 persen pada bulan Juni, dan meningkat jadi 20 persen pada Juli.
Sementara itu, berdasarkan sebaran wilayah, Jawa Timur menduduki peringkat teratas angka kematian dengan 21.670 kasus.
Posisi selanjutnya disusul oleh Jawa Tengah (20.947 kasus), DKI Jakarta (12.531 kasus), Jawa Barat (9.960 kasus), dan Daerah Istimewa Yogyakarta (3.634 kasus).
Selanjutnya, Kalimantan Timur (3.616 kasus), Riau (2.757 kasus), Bali (2.306 kasus), Lampung (2.298 kasus), dan Banten (2.250 kasus).
Naik 5 kali lipat
Dewi menambahkan, jika melihat rentang usia pasien yang meninggal, terdapat kenaikan yang cukup signifikan untuk pasien yang berusia 46-59 tahun antara bulan Juni hingga Juli 2021.
“Justru terjadi bukan di usia 60 tahun, tapi terjadinya justru pada kelompok usia 46-59 yang awalnya 2.500 naik jadi 13.000. Jadi sekitar 5 kali lipat kita lihat (kenaikan) angka kematiannya,” terang Dewi dalam diskusi daring, Rabu.
Kenaikan angka kematian yang signifikan juga ditemukan pada masyarakat berusia 31-45 tahun.
Pada kelompok masyarakat usia itu, Dewi memaparkan, angka kematian juga meningkat 5 kali lipat, dari bulan Juni sebanyak 964 kematian menjadi 5.159 kematian di bulan Juli.
Adapun pada masyarakat lansia, angka kematian meningkat 3 kali lipat. Jika pada bulan Juni tercatat 4.606 kasus kematian, maka di bulan Juli angka itu bertambah menjadi 14.889 kematian.
“Untuk usia 60 tahun (angka kematian) kenaikannya hanya 267 persen, tapi untuk usia 46-59 kenaikan 437 persen, (usia) 31-45 naiknya 435 persen,” ungkap dia.
Kondisi tersebut sejalan dengan case fatality rate (CFR) atau persentase kematian dari jumlah total pasien yang terinfeksi Covid-19.
Angka CFR pada usia 60 tahun keatas mengalami penurunan, dari bulan Juni mencapai 10,86 persen, turun menjadi 10,60 persen di bulan Juli.
Tapi angka CFR justru mengalami peningkatan pada masyarakat berusia 46-59 tahun, dari sebelumnya 3,48 persen di bulan Juni menjadi 4,3 persen pada bulan Juli.
“Peringkat kedua, (CFR) 31-45 tahun yang sebelumnya di bulan Juni hanya 0,97 persen, kurang dari 1 persen, di bulan Juli naik jadi 1,47 persen,” papar dia.
Dengan data tersebut maka angka kematian pasien Covid-19 mulai banyak ditemukan pada masyarakat yang berusia lebih muda atau dibawah 60 tahun.
sumber : kompas.com